Visiku, Visimu, Visi Bersama, atau Visi Allah?

Visi merupakan penglihatan jauh ke depan yang Tuhan berikan kepada setiap orang percaya untuk menggenapi rencana-Nya. Di dalam Alkitab, baik perjanjian lama maupun baru, kita melihat kesaksian orang-orang yang takut akan Tuhan menerima visi dan mengerjakan visi tersebut dengan taat. Tuhan memberikan visi melalui sebuah penglihatan yang benar-benar jelas mengenai masa depan yang pasti terjadi. Visi diberikan Tuhan kepada setiap orang percaya dengan cara yang unik. Bagaimana kita mengetahui visi yang diberikan Tuhan kepada kita? Tentu dibutuhkan koneksi yang kuat berupa relasi dengan Tuhan secara pribadi. Kerinduan untuk mendengar suara-Nya, belajar taat tiap-tiap hari, dan hidup dalam Firman-Nya akan memudahkan kita mendengar visi yang Tuhan persiapkan bagi kita.

Saat menjalani perkuliahan dan melakukan pelayanan mahasiswa, kita diperkenalkan dengan visi pelayanan mahasiswa. Saat menjalani dunia alumni, kita memiliki berbagai pekerjaan dan pelayanan, ada yang bekerja sebagai pegawai pemerintah atau swasta, pekerja lapangan, melayani full time di gereja, yayasan, atau organisasi Kristen tertentu, apakah visi masih perlu? Saya yakin kita sepakat, dengan jawaban masih perlu. Namun pertanyaan selanjutnya, mengapa?

Dunia alumni memiliki tantangan yang berbeda dengan dunia mahasiswa. Mungkin sejenak kita flashback mengingat masa lalu, saat mahasiswa banyak yang semangat melayani, memiliki kasih yang semula, sangat bersukacita ketika berkumpul dengan teman-teman sepelayanan, berkobar-kobar dalam memberitakan Injil, rela mengorbankan waktu, pikiran, tenaga, bahkan dana untuk melayani. Ketika memasuki dunia alumni, teman-teman sepelayanan sudah berjauhan dan jarang komunikasi, kesibukan dalam pekerjaan, tawaran-tawaran dunia yang menggiurkan, masalah ekonomi, kondisi rumah tangga, dll mengaburkan visi dan semangat dalam mengerjakan visi tersebut. Kalau kita melihat masalah-masalah tersebut, seakan-akan banyak sekali masalah yang mengaburkan visi, namun sebenarnya hanya satu yang dapat mengaburkan visi, yaitu relasi pribadi kita dengan Tuhan. Ketika relasi pribadi kita dengan Tuhan tidak baik, maka masalah-masalah tersebut pun muncul. Ketika kita kembali kepada Tuhan, duduk diam mendengarkan suara-Nya, dan membangun kembali relasi kita dengan Tuhan, Tuhan akan kembali membukakan visi-Nya bagi kita.

Kita memerlukan visi tersebut untuk tetap kuat dan kokoh ketika banyak tantangan dan masalah yang kita hadapi di dunia alumni. Ingat visi yang Tuhan bukakan adalah sebuah penglihatan masa depan yang pasti terjadi, namun Tuhan ingin melibatkan kita untuk menggenapinya. Untuk apa? Toh pasti terjadi, dengan atau tanpa melibatkan kita, visi tersebut pasti terjadi. Tuhan ingin melibatkan kita untuk menjalin kasih-Nya kepada kita semakin erat hari demi hari. Kasih kita kepada Tuhan akan terbentuk ketika kita mengerjakan visi-Nya. Ketika kita memandang kepada visi yang besar yang Tuhan bukakan, hal itu akan memudahkan kita menolak tawaran-tawaran dunia yang menggiurkan, memilih pekerjaan ataupun pelayanan, bahkan pasangan hidup yang Tuhan persiapkan.

Sebagai ilustrasi, bagi kita yang sudah berumah tangga, tentu akan semakin romantis ketika kita dan pasangan kita memiliki tujuan yang sama untuk dicapai, komunikasi dan diskusi ketika mengalami kendala untuk mencapai tujuan tersebut, doa dan bergumul bersama pasangan membuat kasih kita sebagai pasangan suami isteri semakin erat. Demikian juga ketika kita mengerjakan visi yang Tuhan bukakan bagi kita. Ketika kita mengalami banyak masalah yang menghalangi kita mengerjakan visi tersebut, kita berdoa, curhat dan berdiskusi dengan Tuhan, dan Tuhan membukakan solusi yang terbaik untuk ditempuh. Kita taat mengikuti solusi yang Tuhan berikan, dan melihat masalah dapat teratasi dengan cara yang luar biasa, bahkan kadangkala kita menyaksikan mujizat terjadi. Intinya relasi yang terbaik dan intim bersama Tuhan bukan didapat ketika kita bersaat teduh atau melakukan rutinitas kerohanian saja, tetapi mengalami Tuhan dan berjalan bersama-Nya tiap-tiap hari. Kita menyaksikan kehadiran-Nya melalui komunikasi, pekerjaan sehari-hari, tawa dan tangis, atau bahkan hal-hal kecil atau sepele sekalipun.

Tuhan menantikan kita untuk kembali mengerjakan visi-Nya di dunia alumni. Namun visi-Nya yang mana yang mau kita kerjakan? Visi Allah bagi dunia, yaitu agar segala suku, kaum, bangsa dan bahasa memiliki relasi yang harmonis dengan Allah.

Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak  dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: ”Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” (Wahyu 7:9-10)

Di dalam Wahyu 7:9-10, akan ada sekumpulan besar orang-orang percaya dari segala suku, kaum, bangsa dan bahasa menyembah kepada Allah dalam keesaan-Nya. Kalau kita mencermati visi yang dilihat oleh Yohanes di pulau Patmos ini sejalan dengan Amanat Agung dalam Matius 28:9 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa (eynh, baca: eth’-nos) murid-Ku ….. Itu sebabnya Tuhan Yesus dapat mengatakan dalam Markus 1:38 “Jawab-Nya: ”Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Tuhan Yesus lebih memprioritaskan untuk mengerjakan visi-Nya dibandingkan menemui orang banyak yang hanya mengharapkan kesembuhan dan mujizat (Markus 1:37).

Apakah di dalam kumpulan besar Wahyu 7:9 tersebut ada suku Batak? Ya, pasti. Suku Karo, Jawa, Sunda? Ya ada juga. Bagaimana dengan Suku Minang, Melayi Deli, Alor, Mandar, Buol, Enrekang, dan masih banyak lagi? Saya yakin ya, mereka ada dalam kumpulan besar itu, dan Tuhan mau kita terlibat di dalamnya. Apakah menurut kita, ketika Nommensen datang jauh-jauh dari Jerman hanya untuk menjangkau suku Batak? Tidak, Nommensen punya visi yang lebih besar dari suku Batak saja. Tujuan Nommensen menjangkau suku Batak, agar suku Batak menjangkau dunia. Suku Batak memiliki karakter keras, berani dan ekspansif. Itu sebabnya suku Batak ada di seluruh Indonesia bahkan di beberapa belahan dunia. Nommensen punya harapan agar suku-suku Batak yang ekspansif ini dapat menjangkau suku, kaum, bangsa, dan bahasa di sekitar mereka tinggal. Demikian juga ketika kita sebagai orang yang sudah percaya (dijangkau), kerinduan Tuhan agar kita kembali menjangkau suku, kaum, bangsa dan bahasa yang akan menjangkau suku, kaum, bangsa dan bahasa lainnya, demikian seterusnya. Visi inilah yang ditanamkan Paulus kepada Timotius dalam 2 Timotius 2:2 ”Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”

Di dunia alumni, perusahaan tempat kita bekerja, gereja, organisasi pelayanan kita tentu memiliki visi masing-masing. Atau mungkin juga kita memiliki visi pribadi masing-masing. Mari kita coba mengevaluasi apakah visi-visi tersebut sejalan dengan visi Kristus? Idealnya visi-visi tersebut harus menyesuaikan dengan visi Kristus karena kita adalah pengikut Kristus, bukan sebaliknya visi Kristus yang menyesuaikan dengan visi pekerjaan, pelayanan atau visi pribadi kita.

Sekarang bagaimana kita memelihara visi Kristus dalam hidup kita? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, namun yang terutama adalah relasi pribadi kita dengan Tuhan dan mengalami-Nya tiap-tiap hari. Hal lain di antaranya memberitakan Injil sebagaimana tujuan Tuhan Yesus datang, memuridkan (menggembalakan) dan dimuridkan, mempersiapkan murid untuk mengjangkau jiwa lagi, mencari teman atau pelayanan yang memiliki visi Kristus, mencari pasangan hidup yang mempunyai visi Kristus, men-share dan transfer visi kepada setiap orang percaya, dan masih banyak lagi.

Teman-teman alumni, Tuhan merindukan kita untuk mengerjakan Visi-Nya dalam relasi yang hidup, intim, dan harmonis bersama-Nya sebagaimana kasih kita yang mula-mula. Mari kita saling mengingatkan, dan men-share Visi Kristus kepada teman-teman lain untuk kembali mengerjakan Visi Kristus, setidaknya satu, dua atau beberapa orang yang kembali menangkap dan mengerjakan Visi Kristus bagi dunia pasti berdampak besar untuk membangun Kerajaan-Nya. Salam dan Tuhan Yesus memberkati.

Oleh: dr. Ahmad Ricardo Silalahi (FK’03)

CATEGORIES:

Uncategorized

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Latest Comments